www.beritaintermezo.com
15:50 WIB - Menjelajah Dunia Migas di Dumai Expo 2024, Edukasi dan Kontribusi untuk Masa Depan | 12:29 WIB - Raja Baut Bagikan Ribuan Sembako Kepada Masyarakat Bagansiapiapi | 01:53 WIB - DPRD Gelar Paripurna Penyampaian LKPj T.A 2023 | 01:51 WIB - Anggota DPRD Riau Terpilih, Naladia Ayu Rokan Jalani Prosesi Pernikahan Berandam dan Malam Berinai | 01:48 WIB - Pererat Silaturahmi, Sekwan DPRD Rohil gelar halal BI halal | 01:35 WIB - Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop "Publisher Rights" Bersama Dewan Pers
Beragam Kekayaan Alam dan Budaya Meranti Menunjang Peningkatan Wisatawan
Kamis, 25-04-2019 - 11:08:16 WIB
Bupati Meranti Irwan "Perang" air usai pembukaan perang air tradisi masyarakat Tionghoa Selatpanjang
TERKAIT:
   
 

Meranti (Beritaintermezo.com)-Belakangan ini objek wisata agro diberbagai daerah bertambah drastic untuk menunjang tingkat wisatawan baik manca Negara maupun dalam negeri. Tak ketinggalan, Kepulauan Meranti Provinsi Riau tepatnya di Desa Kedabu Rapat Kecamatan Rangsang menyulap salah satu hasil komoditi pertanian menjadi agro wisata yaitu perkebunan kopi.

Kopi yang menjadi kebanggaan Kepulauan Meranti berjenis Liberika salah satu kopi luwak terbaik di Indonesia. Kopi khas Meranti menjadi populer di berbagai daerah di Indonesia, sehingga kelebihan tersebut dimanfaatkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata di pulau Meranti.

Agrowisata merupakan objek wisatawan dikawasan pertanian maupun. Salah satu objek wisata yang terkenal cukup lama di Indonesia adalah wisata petik apel di Kota Batu, Jawa Timur. Belajar dari wisata tersebut daerah-daerah diseluruh Indonesia mengadopsi agrowisata Malang dengan mengandalkan hasil komoditi berkualis disetiap daerah.

Hal itu pula yang diadopsi Kepulauan Meranti, Khasiat Kopi Liberika yang cukup digemari para penikmat kopi menjadi daya tarik untuk mendatangkan para wisatawan di kota sagu tersebut. Para penikmat kopi tidak hanya menikmati dikedai kopi, tetapi bisa langsung memetik dan menikmati kopi dari pohon asli. Dengan cara tersebut penikmat memperoleh kepuasan dan pengalaman yang sangat menyenangkan.

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dalam hal ini Dinas Perkebunan dan Hortikultura berhasil mengembangkan Kopi Liberika Rangsang Meranti. Kopi ini tumbuh subur di dataran rendah di Pulau Rangsang.

"Kita akan mencanangkan kedepan Kopi Liberika di Kabupaten Meranti sebagai Agrowisata kopi Liberika Rangsang Meranti, dan saat ini ada bantuan bibit untuk pengembangan Kopi yang ada di wilayah kita," papar Kepala Dinas Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Kepulauan Meranti, melalui Sudarmadi SP, Msi Bidang Perkebunan.

Dijelaskan Sudarmadi, Kopi Liberika sangat ramai digemari di manca negara termasuk pengusaha lokal. Varietas kopi jenis liberika yang ditanam para petani di Kabupaten Kepulauan Meranti, berasal dari negeri jiran Malaysia.

"Itu makanya, warga negeri jiran lebih suka kopi Meranti dan Warga Singapura sudah melirik kopi Meranti. Jika dibanding pasar di dalam negeri sendiri," bebernya.

Untuk mengunjungi Kepulauan Meranti atau agrowisata kopi Liberika, pengunjung harus menggunakan transport laut. Baik dari Bengkalis, Siak Sri Indrapura, Batam atau Tanjung Balai Karimun. Selanjutnya  meneruskan perjalanan menggunakan transpor laut menuju Desa Kedabu Rapat Kecamatan Rangsang.

Kaya Budaya

Selain wisata agro dan alam, Kepulauan Meranti juga kaya akan budaya yang menarik untuk dikunjungi. Misalnya menyambut tahun baru cina, khusus masyarakat Tionghoa yang berdomisili di kabupaten Kepulauan Meranti pada perayaan imlek selalu mengadakan  perang air yang merupakan budaya mereka. Hal ini sudah menjadi salah satu objek wisata di Kepulauan Meranti, bahkan setiap perayaan Imlek, Selatpanjang dikunjungi ribuan wisatawan baik dari dalam maupun manca Negara.

Selain Perang Air, satu lagi wisata budaya Kepulauan Meranti adalah Joget Sonde dari Suku Asli Rangsang Pesisir yaitu Suku Akit. Joget sonde merupakan salah satu tradisi tarian suku akit yang telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda ( WBTB) Riau di tingkat nasional yang telah ditetapkan oleh Kemdikbud.  

Tradisi joget sonde telah diperkenalkan sejak tahun 1960, oleh masyarakat suku Akit, Akit berasal dari kata rakit, mencerminkan kehidupan suku ini tinggal diatas laut juga disebut dengan suku laut.

Joget sonde diperankan oleh gadis gadis suku Akit, apabila para lelaki menabuhkan gendang itu mengisaratkan malamnya akan digelar pertunjukan joget sonde.

Kemudian Joget Bontek, kesenian tradisional tarian Joget Bontek berasal dari tanjung padang kabupaten Kepulauan Meranti, Joget Bontek dimainkan oleh suku asli daerah tanjung padang dinilai gerakannya otodidak.

Beragam Kuliner

Kabupaten Kepulauan Meranti juga memiliki beragam kuliner, daerah dengan julukan kota sagu ini memiliki makanan khas yaitu lempeng sagu, kuliner lempeng sagu merupakan makanan yang diolah menggunakan sagu.

Sektor usaha Kuliner menjadi prioritas pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dari hasil penelitian pihak Universitas Riau bersama Disparpora Riau, sektor usaha ini mendapat rangking tertinggi dengan bobot nilai 0,199 dibandingkan 8 jenis sektor usaha ekonomi kreatif lainnya.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Seni, Azwan MPd, Rabu (10/12), yang mewakili Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Meranti, pada Fokus Grup Diskusi Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau, di Pekanbaru, beberapa waktu lalu.

“Sektor usaha kuliner memiliki bobot nilai tertinggi di Kepulauan Meranti. Tidak hanya di Kabupaten Kepulauan Meranti, tapi juga umumnya di Kabupaten/Kota lain di Provinsi Riau. Ini hasil penelitian dari pihak Universitas Riau bersama Disparpora Riau,” ungkap Azwan.

Dikatakannya, pengembangan ekonomi kreatif akan mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah Presiden Joko Widodo. Bila sebelumnya berada dibawah koordinasi dan bergabung pada Kementerian Pariwisata, maka nantinya berada langsung dibawah koordinasi Lembaga Kepresidenan.

 “Artinya upaya pengembangan ekonomi kreatif masih sangat dibutuhkan oleh Pemerintahan saat ini. Namun belum tahu regulasi sistem lembaga yang akan mengurusnya,” katanya.

Penelitian yang dilakukan pihak Universitas Riau bersama Disparpora Riau, terang Azwan, dilakukan dengan cara melakukan survei ke lapangan. Di Kabupaten Kepulauan Meranti tercatat 9 pengelompokan sektor usaha rencana pengembangan ekonomi kreatif.

 “Diantaranya, sektor usaha Kuliner menduduki rangking 1 dengan bobot nilai 0,199. Seni Pertunjukan dan Musik pada rangking 2 dengan bobot nilai 0,147,” ujarnya.

Kemudian sektor Kerajinan dan Seni Rupa rangking 3 bobot 0,131. Film, Video, Fotografi, TV dan Radio pada rangking 4 bobot 0,115. Periklanan di rangking 5 dengan bobot 0,114. Desain rangking 6 bobot 0,097. Fashion rangking 7 bobot 0,091. IPTEK rangking 8 bobot 0,056 dan Arsitektur rangking 9 dengan bobot nilai 0,051. (adv/krm)



 
Berita Lainnya :
  • Beragam Kekayaan Alam dan Budaya Meranti Menunjang Peningkatan Wisatawan
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Rumah Duka di Karimun Merangkap Tempat Judi, Polres Tutup Mata
    2 Fraksi DPRD Riau Berikan Pandangan Umum Terhadap Ranperda Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
    3 Sijago Merah Lahap 7 Rumah Warga di Jalan Datuk Bandar Tembilahan
    4 Pemuda Teluk Sungkai Gotong Royong Menimbun Jalan Berlobang
    5 Harap Pinta Belasan Tahun
    Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru Resmi Beroperasi
    6 Pj Walikota Dumai Arlizman Agus Buka Jambore PIK 2015
    7 Pemkab Rohil Salurkan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu Sebesar Rp6,5 Milyar
    8 Konferensi Perubahan Iklim ke-21 Paris
    APRIL Tawarkan Solusi Alternatif Buka Lahan Tanpa Bakar
    9 Ini Dia Cara Alami Mengobati Sakit Gigi Terbukti Ampuh
    10 Bantuan Kapal Karet Tiba, BPBD Siap Siaga Atasi Banjir di Pekanbaru
     
    Foto Lepas | Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Siak | Inhu | Rohil | Kepri | DPRD Rohil
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2016 PT. INTERMEZO PUTRA SAMPURNA PERS, All Rights Reserved
    handbags replicawatches replica