Soal Pilpres Jangan Sampai Mati-matian, Cukup di Medsos Ngotot-ngototan
Kamis, 13-09-2018 - 11:18:53 WIB
JAKARTA (BI)-Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menegaskan jika kesenjangan ekonomi yang masih terjadi saat ini sebagai peninggalan masa lalu, sehingga ke depan hal itu menjadi pekerjaan rumah (PR) kedua capres, Jokowi dan Prabowo.
“Kesenjangan itu karena pendidikan masyarakat masih rendah dan upah buruh pun rendah. Bayangkan tingkat baca dan penguasaan matematika kita di urutan ke 62, jauh di bawah China, Tiongkok, Jepang, Makao, Korea, Taipe, Taiwan, Vietnam, Singapura, Thailand dan lain-lain yang masuk 11 besar,” tegas Ketum PAN itu saat membuka simposium dalam rangka HUT KAHMI di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Namun demikian, dia optimis pilpres 2019 akan berlangsung damai dan aman, meski di sana-sini masih ada saling serang di media sosial. Padahal, berbeda pilihan itu biasa, dan tidak usah saling menyudutkan satu-sama lain.
“Kalau ada masyarakat yang suka capres yang langsing, maka dukung Pak Jokowi. Sebaliknya, kalau senang dengan yang gemuk, ya mendukung Pak Prabowo. Keduanya putra terbaik bangsa ini. Jadi, biasa saja berbeda pilihan,” jelas Zulkifli Hasan.
Buktinya lagi kata Zulkifli, dalam dua kali pilkada serentak, tak ada yang sampai mati-matian. Demikian pula dalam pilpres 2014, tetap damai dan aman.
“Ributnya cuma di medsos. ILC misalnya, yang ngotot-ngototan, orang-orangnya, yang muter-muter itu saja. Yang pasti kedua capres 2019 itu putra terbaik bangsa ini, dan semua harus mendukung persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.
Karena itu, hasil simposium KAHMI ini akan disampaikan kepada kedua capres untuk ditindaklanjuti. “Semoga hasil simposium ini memberikan manfaat bagi kedua capres,” pungkasnya.(Bir)
Komentar Anda :