Pekanbaru (Beritaintermezo.com)-Ratusan kotak batu tersusun rapi diatas meja diruangan berpendingin berukuran sekitar kurang lebih 100 meter persegi yang disebut Core Description Room. Batuan halus dan kasar tersebut itu dibuat dalam pipa yang dibelah dua dengan panjang sekitar 60 cm. Setiap satu pipa diberi kode yang berbeda-beda. Batuan ini menjadi kunci keselamatan lingkungan dan volume minyak jauh dibawah tanah.
Seorang laki-laki berusia sekitar setengah abad, terlihat sibuk meneliti satu-persatu kotak-kotak tersebut. Kemudian memindahkan hasil penelitian lewat tulisan kesebuah buku besar, belakang diketahui namanya Agus dari pihak ketiga PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang melakukan studi terkait keberlangsungan sumur-sumur minyak.
Disatuan bangunan yang dibatasi dinding beton, sedikit lebih tinggi dari ruang berpendingin disebelahnya, terlihat rak-rak tinggi seperti pergudangan. Tersusun rapi ratusan ribu kotak-kotak gumpalan batu, ada juga botol-botol kecil yang berisi batu hasil penelitian.
Semua bebatuan halus dan kasar yang disusun rapi tersebut disebut contoh inti atau Core Sample, yaitu bagian kecil dari suatu formasi yang diambil dari sumur dan digunakan untuk analisis geologi. Sampel dianalisis menentukan porositas, permeabilitas, kandungan cairan, umur geologi, dan kemungkinan produktivitas minyak dari lokasi sumur.
Core Sample merupakan bagian silinder dari zat yang terjadi secara alami. Sebagian besar sampel inti diperoleh dengan mengebor dengan bor khusus ke dalam substansi, seperti sedimen atau batuan, dengan tabung baja berongga, yang disebut bor inti.
Pengambilan Core Sample salah satu cara ilmuan menentukan formasi geologi batuan dan sedimen saat mengeksplorasi minyak
Core Sample dari sumur pertama PT PHR
Core Sample kemudian dapat digunakan untuk mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai sumber daya yang dikelola, dan terutama digunakan untuk menentukan apakah suatu daerah kaya akan sumber daya tersebut.
Senior Biostratigrapher Core Description Room Pertamina Hulu Rokan (PHR), Satia Graha mengatakan sampel batuan yang disusun rapi (core sample) merupakan sample dari Lapangan Duri Area 12 dan 13, Lapangan Pematang, Lapangan Balam Southeast, Lapangan Mangga serta Lapangan Balam South yang sedang dilakukan studi.
"Ini merupakan core sample dari lapangan area Duri 12 dan 13 yang sedang dilakukan studi," ujar Satia Graha, Kamis (17/10/2024).
Satia Graha menjelaskan, Core Sample merupakan batuan berbentuk halus dan bongkahan. Pengambilan core sample dilakukan sebagian kecil dari jumlah sumur. Tidak semua sumur-sumur dilapangan PHR memiliki core sample. Dari 17.000 lebih sumur minyak PHR, hanya sekitar 10 persen yang memiliki core. Karena pengambilan core tersebut bernilai sangat mahal, sehingga hanya sumur-sumur tertentu yang memiliki core sample.
Saat ini Pertamina Hulu Rokan menyimpan 173.000 core sejak pertama kali PHR yang dulunya dioperasikan Caltex Pacifik Indonesia (CPI) pada tahun 1938. Core ini disimpan di tiga gedung di wilayah kerja PHR.
Satia mengungkapkan sebelum PHR memiliki gedung penyimpanan dan penelitian, core-core tersebut sebagian dikirim ke Amerika untuk dilakukan penelitian. Termasuk core dari sumur pertama, namun sekarang core-core tersebut telah dikembalikan lengkap dengan hasil studinya. Sebanyak 33 core sample sumur yang dikirim ke Amerika telah dikembalikan menjadi 25 kontainer dan sudah berbentuk dokumen.
Core sample terdapat dua warna, ada yang hitam dan keputih-putihan. Core warna hitam merupakan contoh minyak didalam bebatuan. Selama ini masyarakat awam berpendapat bahwa minyak berada seperti telaga atau seperti sungai dibawah tanah yang hanya tinggal menyedot. Ternyata pemikiran itu tidak tepat, minyak-minyak itu berada dirongga-rongga batu sepeti yang terlihat di core sample.
Lewat core sample tersebut, Satia Graha menerangkan para ahli menganalisa dan mendeskripsikan bantuan, berapa besar cadangan minyak dan kemana arah penyebaran minyak. Sehingga dapat dilakukan pekerjaan yang lebih efisien. Dengan penelitian terhadap core sample, dapat ditentukan teknologi apa yang tepat digunakan untuk mengambil sisa-sisa minyak yang ada di sumur-sumur tersebut.
Satia Graha Sr Biostratigrapher saat menjelaskan Core Sample
Untuk pengambilan core prosesnya sangat panjang dan lama yang memakan waktu tidak sebentar. Biaya yang dikeluarkan untuk pengambilan core sample juga sangat besar. Begitu urgentnya core sample tersebut, perusahaan Pertamina Hulu Rokan (PHR) harus mengeluarkan anggaran sebesar harga satu unit mobil baru.
Senior Earth Science Well Development HO, Budi Agus Suharto mengatakan untuk memproduksi suatu lapangan minyak harus banyak melakukan penelitan dan mempelajari lingkungan agar data atau informasi yang dihasilkan benar-benar baik. Tentu dengan Core Sample, salah satu bentuk penelitian yang akan mempengaruhi produksi minyak dan keselamatan lingkungan.
"Untuk memproduksi minyak, tentu harus banyak melakukan penelitian, banyak belajar agar data-data yang dihasilkan bagus," ujar Kamis, (17/10/2024).
Budi menjelaskan melakukan produksi industri minyak tidak bisa langsung dengan penglihatan mata saja. Tetapi harus benar-benar diuji dan diteliti seperti apa dan tehnologi yang akan dipakai dalam memproduksi minyak.
Salah satu contoh, dengan tehnologi seismik, setelah dilakukan pengeboran terdapat macam-macam data dalam suatu sumur. Mulai dari perekaman, pembedaan lempungan, kemudian membedakan minyak dan air selanjutnya membedakan keras lunaknya tanah.
Untuk mengetahui suatu sumur harus mempunyai data lengkap, dengan metode data login harus mengetahui komposisi lengkap. Seperti pasir kita harus mengetahui pasir seperti apa. Kemudian batunya batu apa? Semua harus lengkap agar data minyak dibawah tanah valid untuk bisa diproduksi.
"Makanya dengan core sample, akan semakin percaya diri kita dan mengetahui kualitasnya bagus dan valid sumber daya," ujar Budi.*** (Jin)
Komentar Anda :