www.beritaintermezo.com
19:36 WIB - Hakim Vonis Bersalah Terdakwa Perusuh Aset Perusahaan Negara | 15:33 WIB - Pemprov Riau Segera Usulkan Pengganti Pj Walikota Pekanbaru. | 15:24 WIB - KPU Sebut Partisipasi Pemilih Turun 20 Persen Pada Pemilu 2024 di Pekanbaru | 20:04 WIB - IOH Ajak Masyarakat Rayakan Indah Ramadhan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal | 19:55 WIB - Ketua DPRD Meranti Lakukan Koordinasi Dengan Kementerian BUMN | 16:03 WIB - Tingkatkan Minat Baca Masyarakat, Dispersib Rohil Gelar Pustaka Keliling
GAPKI Riau Sayangkan Polemik Ujian SD Disusupi Kampanye Negatif Sawit
Selasa, 08-06-2021 - 16:06:58 WIB
Ketua GAPKI Cabang Riau, Jatmiko K Santosa
TERKAIT:
   
 

Pekanbaru (Beritaintermezo.com) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau menyoroti polemik menyusul ditemukannya materi ujian salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang diduga disusupi kampanye negatif kelapa sawit.

"Jika memang benar ada pertanyaan dalam naskah ujian yang mengandung sentimen negatif terhadap kelapa sawit, maka GAPKI Riau sangat menyayangkan hal ini. Kami berharap pihak terkait bisa menindaklanjuti polemik tersebut sehingga jelas permasalahan sebenarnya dan kejadian serupa tidak terulang lagi," kata Ketua GAPKI Riau, Jatmiko K Santosa di Pekanbaru, Selasa (8/6/2021).

Walau belum memperoleh dan melihat langsung naskah ujian yang mendapat sorotan tersebut, Jatmiko mengatakan bahwa kelapa sawit dan produk turunannya telah menjadi penyelamat ekonomi Indonesia di tengah badai pandemi Covid-19.

Ia menjabarkan bahwa industri kelapa sawit tak terpengaruh pandemi bahkan menunjukkan peningkatan ekspor ke luar negeri dan menjadi penyumbang terbesar devisa negara.

Sepanjang 2020, ia menuturkan produk sawit mampu berkontribusi nilai ekspor mencapai USD21 miliar atau menyumbang 13,5 persen terhadap total ekspor nonmigas atau 12,86 persen dari total ekspor Indonesia. Selain menjadi penyumbang devisa negara, industri kelapa sawit juga terbukti berkontribusi menuntaskan kemiskinan dengan menciptakan 16 juta lapangan pekerjaan baru di Tanah Air.

Untuk itu, Jatmiko yang juga Chief Executive Officer PTPN V tersebut menyayangkan jika kampanye negatif sawit juga terjadi dari dalam negeri dan menyentuh pendidikan dasar.

"Kita harus bersinergi dan menunjukkan hal positif dari sawit karena memang komoditas ini terbukti mampu mengangkat ekonomi masyarakat. Kami dari GAPKI Riau juga akan mengadakan edukasi bagi stakeholders termasuk dunia pendidikan, semoga kedepan kita dapat bersama-sama menjaga sumber penyumbang devisa negara ini dari berbagai kampanye hitam," tuturnya.

Sebelumnya dugaan kampanye negatif salah satu komoditas unggulan Indonesia, kelapa sawit, ditemukan menjadi materi ujian di salah satu sekolah dasar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Materi ujian tersebut direspon keras mahasiswa yang menilai kampanye negatif sawit telah berlangsung secara sistematis dengan menyasar anak-anak sekolah, sementara tanaman palma dan produk turunannya itu telah menjadi bagian dari penyumbang devisa terbesar negara di tengah krisis pandemi Covid-19.   

“Kami protes keras soal ujian disalah satu SD di Riau yang mendiskreditkan sawit. Kami menilai itu upaya penggiringan yang terstruktur, sistematis, dan massif agar anak-anak Indonesia membenci sawit. Itu bahaya, kalau anak sekolah dasar pun telah dicekoki hal semacam itu," kata Amir Aripin Harahap, Ketua DPP Forum Mahasiswa Sawit (FORMASI) Indonesia.

Ia menjabarkan pertanyaan dalam kertas ujian SD tersebut berada pada nomor urut 17 dengan jenis soal pilihan ganda. Pertanyaan dalam lembar kerta ujian itu berbunyi "Dampak negatif interaksi manusia dengan lingkungan pada perkebunan kelapa sawit adalah...? A. Meningkatkan lapangan pekerjaan, B. Meningkatkan pembangunan daerah, C. Berkurangnya sumber daya air, dan D. Pemukiman penduduk semakin banyak.

Aripin memastikan bahwa cukup banyak penelitian yang mementahkan bahwa sawit merupakan tanaman boros air. Stigma itu merupakan bagian dari kampanye negatif yang dihembuskan pihak tertentu, termasuk menuduh bahwa sawit tidak ramah lingkungan.

"Begitu banyak penelitian yang jelas menunjukkan sawit adalah tanaman yang efesien dalam pemanfaatan air dibandingkan dengan kelapa, kedelai, jagung, bahkan rapeseed sekalipun, yang merupakan bahan baku minyak nabati dominan di eropa. Saya tekankan, justru saat ini sawit merupakan penopang ekonomi bangsa yang sangat signifikan," tuturnya.***



 
Berita Lainnya :
  • GAPKI Riau Sayangkan Polemik Ujian SD Disusupi Kampanye Negatif Sawit
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Rumah Duka di Karimun Merangkap Tempat Judi, Polres Tutup Mata
    2 Fraksi DPRD Riau Berikan Pandangan Umum Terhadap Ranperda Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
    3 Sijago Merah Lahap 7 Rumah Warga di Jalan Datuk Bandar Tembilahan
    4 Pemuda Teluk Sungkai Gotong Royong Menimbun Jalan Berlobang
    5 Harap Pinta Belasan Tahun
    Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru Resmi Beroperasi
    6 Pj Walikota Dumai Arlizman Agus Buka Jambore PIK 2015
    7 Pemkab Rohil Salurkan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu Sebesar Rp6,5 Milyar
    8 Konferensi Perubahan Iklim ke-21 Paris
    APRIL Tawarkan Solusi Alternatif Buka Lahan Tanpa Bakar
    9 Ini Dia Cara Alami Mengobati Sakit Gigi Terbukti Ampuh
    10 Bantuan Kapal Karet Tiba, BPBD Siap Siaga Atasi Banjir di Pekanbaru
     
    Foto Lepas | Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Siak | Inhu | Rohil | Kepri | DPRD Rohil
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2016 PT. INTERMEZO PUTRA SAMPURNA PERS, All Rights Reserved
    handbags replicawatches replica