www.beritaintermezo.com
14:01 WIB - Ini Dia Para Pemenang PTPN IV Regional III Performance League 2024 | 08:45 WIB - Dengan Aplikasi JKN, Kini Peserta JKN Bisa Pindahkan Lokasi FKTP Dengan Mudah | 08:40 WIB - BPOM Pekanbaru Sita Ribuan Kardus Kosmetik dan Obatan Ilegal | 08:23 WIB - Dibuka Pj Gubernur, Wabup Sulaiman Hadiri Pembukaan MTQ Ke XLII Provinsi Riau Tahun 2024 | 08:20 WIB - Ramai di Kunjungi, Stand Bazar Rohil Sajikan Berbagai Produk UMKM | 19:35 WIB - Soal Pilkada, Bawaslu Riau Lakukan Evaluasi dan Rekrutmen Panwascam, Catat Jadwalnya
Uji 30 Sampel Takjil, BPOM Temukan Zat Berbahaya
Kamis, 24-05-2018 - 06:44:15 WIB

TERKAIT:
   
 

Karimun (Beritaintermezo.com)-Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kepri bersama Dinas Kesehatan dan Disdagkop UKM ESDM Karimun menemukan pemakaian Rhodamin B yang merupakan zat pewarna sintetis dalam takjil (menu berbuka puasa) yang dijual sejumlah pedagang di Pasar Bukit Tembak, Kecamatan Meral, Karimun, Rabu (23/5).

"BPOM Kepri bersama Dinas Kesehatan dan Perdagangan Karimun mengecek zat yang terkandung dalam minuman dan makanan yang terdapat dalam takjil. Hasilnya, petugas menemukan Rhodamin B, zat pewarna sintetis dalam makanan yang dijual pedagang," ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Rachmadi.

Kata Rachmadi, saat menggelar razia di lokasi penjualan takjil di kawasan Kolong, Kelurahan Seilakam Barat, Kecamatan Karimun pada Selasa (22/5), petugas BPOM mengambil 30 sampel makanan dan melakukan screening.

Hasilnya, satu sampel positif mengandung Rhodamin B. Kemudian, pada Rabu (23/5) pagi petugas kembali mengambil sampel makanan di Pasar Bukit Tembak, hasilnya 3 sampel positif mengandung Rhodamin B.

"Untuk sementara, berdasarkan hasil screening yang dilakukan BPOM, ditemukan 4 sampel makanan atau minuman yang mengandung Rhodamin B. Namun, itu baru sebatas screening. Petugas akan melakukan uji laboratorium terhadap makanan dan minuman yang dicurigai mengandung Rhodamin B tersebut di laboratorium BPOM," ujarnya.

Pada sore hari, tim kembali melakukan pengecekan di sejumlah warung dan penjual takjil di kawasan Baran, Kecamatan Meral. Petugas membeli sejumlah makanan dan minuman yang dicurigai mengandung Rhodamin B tersebut. Makanan dan minuman yang dicurigai itu kemudian dilakukan screening dalam mobil Dinas Kesehatan.

Rachmadi menyebut, Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas .

Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamin dalam makanan masih terdapat di lapangan.

"Rhodamin B itu merupakan zat pewarna yang sangat berbahaya. Zat ini hanya boleh digunakan untuk bahan pakaian atau tekstil. Jika dicampur ke dalam bahan makanan dan dikonsumi oleh manusia maka akan dapat merusak jaringan atau organ tubuh. Penyakit yang dapat ditimbulkan dengan penggunaan Rhodamin B ini adalah kanker," terangnya.

Dia menyebut, untuk mengetahui apakah makanan atau minuman mengandung Rhodamin B dapat dikenali secara kasat mata. Biasanya, makanan atau minuman yang mengandung Rhodamin B akan memiliki warna yang mencolok, seperti warna merah atau kuning. Untuk minuman, biasanya dijumpai pada es buah sementara makanan kadang dipakai untuk bahan pewarna kerupuk.

"Kami menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati saat membeli makanan atau minuman di warung. Jangan membeli makanan atau minuman yang memiliki warna mencolok seperti merah atau kuning. Agar makanan dan minuman yang dikonsumi lebih terjamin, kita menyarankan agar masyarakat membuat makanan sendiri di rumah," tutur Rachmadi.

Razia makanan dan minuman yang dilakukan BPOM Kepri bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan Karimun akan kembali dilanjutkan pada Kamis (24/5) ini dengan mendatangi Pasar PN di Kelurahan Pamak, Kecamatan Tebing.

Aman dari Bahaya

Sementara itu, Kepala Dinkesdalduk KB Kota Tanjungpinang, Rustam menegaskan untuk sementara dari hasil pengujian makanan tersebut, baik makanan takjil berbuka dan bahan baku makanan semuanya negatif atau aman dari bahan berbahaya.

"Alhamdulillah, dari hasil pengujian kemarin dan hari ini semua negatif. Artinya masih aman dikonsumsi oleh masyarakat. Dan pengawasan dan pengujian sampel makanan ini masih terus dilakukan beberapa hari kedepan," ungkap Rustam kepada Haluan Kepri, Rabu (23/5).

Dijelaskan Rustam, pemeriksaan makanan buka puasa ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya penjual atau pedagang yang melakukan kecurangan. Antisipasinya bahan-bahan zat kimia seperti menggunakan Formalin, Boraks dan Rhodamin B serta Methalin Yellow.

Selain itu, pihaknya juga melakukan edukasi kepada para pedagang. Berupa pengawasan higienis dan kebersihan penjaja serta lingkungan lokasi penjualan makanan jajanan.

Kemudian edukasi akan dilakukan secara interaktif dengan para pedagang dari lapak ke lapak meliputi pemilihan bahan makanan, cara pengolahan, penggunaan bahan tambahan makanan termasuk pengawet, pewarna, pemanis dan sebagainya.

Masih dikatakan Rustam, pedagang harus melakukan penyajian makanan yang aman termasuk dengan menutup, menghindari gangguan lalat, kebersihan diri para penjaja makanan, pengelolaan sampah dan pemakaian kantong pembungkus yang benar.

"Dengan kegiatan ini diharapkan dapat memastikan makanan jajanan yang dijajakan aman dan masyarakat terlidungi dari kemungkinan dampak makanan jajanan yang tidak aman dan tidak sehat. Tentunya, apabila zat kimia ini dikonsumsi terus-menerus dengan jangka waktu lama, tentunya akan sangat membahayakan dan berakibat fatal bagi kesehatan manusia," jelasnya.

Pemeriksaan oleh petugas kesehatan ini telah dilakukan di bazar ramadan belakang ruko Pinlang Mas, depan Hotel Aston, sekitar Jalan Ganet, sepanjang Jalan Batu 10 arah swalayan Pinang Kencana serta jalan masuk Perumahan Air Raja.

"Dan untuk pagi petugas kita melakukan pengujian sampel bahan baku makanan seperti bakso, tahu, mie, bumbu-bumbu dapur dan lainnya di pasar baru Tanjungpinang. Kemudian dilanjutkan sore tadi pemeriksaan sampel makanan takjil di bazar ramadan Jalan Pemuda. Terus dilanjutkan beberapa hari kedepan dikawasan lainnya," ujar Rustam.

Untuk sementara, kata Rustam semua pemeriksaan sampel negatif yang artinya masih aman dikonsumsi. Dalam uji lab ini, Dinkes menggunakan pemeriksaan dengan sitem Makro Kuantitatif untuk mengetahui bahan makanan berbahaya.  

"Jadi makanan dan minuman yang mengandung zat kimia akan langsung diketahui. Sengaja dilakukan di loaksi bazar ramadan pengecekannya, sehingaga masyarakat akan mengetahui dan akan merasa aman. Tentunya pedagang yang akan melakaukan kecurangan akan pikir-pikir," pungkasnya. (hk/hen)



 
Berita Lainnya :
  • Uji 30 Sampel Takjil, BPOM Temukan Zat Berbahaya
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Rumah Duka di Karimun Merangkap Tempat Judi, Polres Tutup Mata
    2 Fraksi DPRD Riau Berikan Pandangan Umum Terhadap Ranperda Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
    3 Sijago Merah Lahap 7 Rumah Warga di Jalan Datuk Bandar Tembilahan
    4 Pemuda Teluk Sungkai Gotong Royong Menimbun Jalan Berlobang
    5 Harap Pinta Belasan Tahun
    Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru Resmi Beroperasi
    6 Pj Walikota Dumai Arlizman Agus Buka Jambore PIK 2015
    7 Pemkab Rohil Salurkan Beasiswa Keluarga Tidak Mampu Sebesar Rp6,5 Milyar
    8 Konferensi Perubahan Iklim ke-21 Paris
    APRIL Tawarkan Solusi Alternatif Buka Lahan Tanpa Bakar
    9 Ini Dia Cara Alami Mengobati Sakit Gigi Terbukti Ampuh
    10 Bantuan Kapal Karet Tiba, BPBD Siap Siaga Atasi Banjir di Pekanbaru
     
    Foto Lepas | Galeri Foto | Advertorial | Opini | Indeks
    Siak | Inhu | Rohil | Kepri | DPRD Rohil
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2016 PT. INTERMEZO PUTRA SAMPURNA PERS, All Rights Reserved
    handbags replicawatches replica